Oknum ASN di Bengkulu Menipu Puluhan Warga dengan Modus Guru Bantu Daerah

Bengkulu – Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkulu Utara, berinisial AR (40), diringkus Satreskrim Polres Bengkulu Utara setelah menipu puluhan warga dengan modus menjanjikan pengangkatan sebagai Guru Bantu Daerah (GBD).
AR meminta korban untuk menyetor uang sebesar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta, tergantung tingkat pendidikan korban. Namun, uang yang berhasil dikumpulkannya sebesar Rp 300 juta justru digunakan untuk bermain judi online dan berfoya-foya.
Modus Penipuan Oknum ASN
Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Eko Munarianto, melalui Kasat Reskrim Iptu Rizky Dwi Cahyo, mengungkapkan bahwa aksi penipuan ini berlangsung sejak Desember 2024.
“Pelaku awalnya menghubungi sejumlah orang dan menginformasikan adanya formasi GBD. Ia meyakinkan korban dengan menjanjikan bantuan asal menyiapkan uang,” ujar Iptu Rizky, Jumat (14/2/2025).
Karena AR merupakan ASN di Dinas Pendidikan Bengkulu Utara, banyak korban percaya dan menyetorkan uang. Uang dikirimkan melalui transfer ke rekening AR maupun diserahkan secara tunai.
Namun, penipuan ini terbongkar setelah AR berjanji bahwa Surat Keputusan (SK) pengangkatan sebagai Guru Bantu Daerah akan keluar pada 10 Januari 2025. Ketika tanggal yang dijanjikan tiba, para korban tidak menerima SK yang dijanjikan.
Korban Sadar Ditipu, Laporkan ke Polisi
Ketika SK tak kunjung diterbitkan, para korban mendatangi Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkulu Utara untuk menanyakan kepastian pengangkatan mereka. Saat itulah mereka mengetahui bahwa tidak ada program rekrutmen GBD di Dinas Pendidikan.
Merasa telah ditipu, para korban melaporkan AR ke Polres Bengkulu Utara. Polisi pun segera melakukan penyelidikan hingga akhirnya menangkap AR dan mengamankan sejumlah barang bukti.
“Kami masih mendalami apakah masih ada korban lainnya serta kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kasus ini,” tambah Kasat Reskrim Iptu Rizky Dwi Cahyo.
Saat ini, AR tengah menjalani pemeriksaan di Mapolres Bengkulu Utara, dan polisi terus mengembangkan kasus ini guna mengungkap jaringan penipuan yang lebih luas.